Ustadz Endang Abdul Rahman S.Ag memberikan tausyiah dihadapan santri dan orangtua di aula MTs Tahfidz Hidayatullah Bandung, Ahad (19/12/2021) |
HIDAYATULLAHJABAR.COM, KOTA BANDUNG - - Masa liburan sekolah diakhir tahun 2021 sudah dimulai. Ini akan menjadi momen membahagiakan bagi anak khususnya para santri yang mondok di pesantren. Sebab, ia akan pulang ke rumah dan berkumpul kembali bersama keluarganya selama beberapa hari.
Ini
pula yang dirasakan anak-anak dan juga santri di Ponpes MTs Tahfidz
Hidayatullah Bandung. Dalam beberapa hari kedepan mereka akan pulang ke rumah
dan kumpul dengan keluarganya. Bagi para orang tua momen tersebut juga menjadi
kesempatan berharga membersamai putra-putrinya selama liburan.
Namun
sebelum para santri dijemput orang tuanya dan pulang ke rumah, mereka mendapat
nasehat dan pesan dari Ustadz Endang Abdul Rahman,S.Ag sebagai Ketua Pembinaan
Keluarga dan PAUD Pengurus DPP Hidayatullah. Acara yang digelar di aula Ponpes
MTs Tahfidz Hidayatullah JL.R E Suwanda Pasir Leutik Padasuka Bandung, Ahad (19/12/2021)
diikuti seluruh santri dan orang tua mulai dari Day Care, MI, MTs dan Mahad
Aly.
Dalam
acara yang dikemas dengan seminar dengan mengambil tema “ Anak Menjadi Jalan
Ke Surga” tersebut Ust.Endang menyampaikan bahwa seriap anak akan selalu
menjadi harapan bagi orangtuanya. Untuk itu visi orangtua untuk anak-anaknya
itu harus jauh ke depan bahkan melampaui kemampuannya. Sebab zaman yang akan
dijalani dan dihadapi anak berbeda dengan orang tuanya.
“Maka
banyak orangtua yang tak ingin anaknya seperti
orangtua, sekalipun orangtuanya preman yang sukses. Tetapi ketika ditanya
pastinya orangtua tidak ingin sang anak mengikuti jejaknya. Ia ingin anaknya
lebih baik lagi,”ungkapnya.
Ustadz
Endang sedikit menceritakan pengalamannya saat mobilnya bersenggolan dengan
mobil seorang preman. Namun ternya sang preman tersebut teman sekolahnya
sewaktu di Sekolah Dasar. Singkat cerita meski ia tergolong preman yang sukses,
namun ia tidak mau anaknya mengikuti jejaknya sebagai preman.
“Maka
menanamkan nilai-nilai pendidikan bagi anak itu sangat penting. Untuk itu orang
tua harus mampu memilih lembaga pendidikan yang tepat sesuai dengan misi
pendidikan Islam untuk melahirkan generasi sholeh sholehah dalam rangka
membangun peradaban Islam,”imbuhnya.
Sesuai
dengan tema yakni “ Anak Menjadi Jalan Ke Surga “, ustadz Endang pun
menjelaskan beberapa makna dan kedudukan anak dalam Al Quran antara lain
1. 1. Anak
Penyejuk Mata/Jiwa ( qurrata 'ayun )
Hal
ini sesuai dengan doa yang senantia dipanjatkan oleh orang tua dalam Al Quran
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya
Tuhan, anugerahkan kepada kami pasangan dan keturunan yang menjadi penyejuk
hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang bertakwa.” ( QS. Al
Furqan: 74)
Menurut ustadz Endang setiap orangtua pastinya
akan selalu mengenang atau terkenangan dengan anak sejak dalam kandungan,bayi,
anak, remaja hingga dewasa bahkan setelah anak berkeluarga. Anak yang menjadi
penyejuk pandangan akan selalu diingat dan menjadi dambaan setiap orangtua.
“Maka
saat liburan ini sambutlah kepulangan anak dengan Bahagia dan cari barokahnya
saat membersamainya. Anak yang mulai baligh perlu diberi penghargaan dengan
kepercayaan yang mampu dilakukannya sebagai salah satu cara mendidiknya jadi
pemimpin,”pesannya.
2.
2. Anak
Sebagai Perhiasan Dunia
Hal
ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala dalam Al Qura,
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
“Harta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Namun, amal kebajikan yang
dilakukan terus-menerus lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik
untuk menjadi harapan.” ( QS. Al Kahfi : 46).
Ustadz
Endang kemudian menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua orang itu senang dengan
perhiasaan. Sebab, sambungnya, perhiasaan itu setidaknya akan bermakna (1)
sesuatu yang berharga (2) menjadi hiasan diri (3) menjadikan keindahan dan yang
(4) dapat menimbulkan atau menghadirkan
kebanggaan.
“Namun
dengan mengacu pada QS. Al Kahfi ayat 46 tersebut seorang anak akan menjadi
perhiasaan di dunia jika ia mampu menghadirkan atau mengalirkan pahala kebaikan
bagi orang tuanya sejak di dunia hingga akhirat nanti,” ungkapnya.
3.
3. Anak
Sebagai Ujian ( Fitnah )
Anak
sebagai fitnah atau ujian, sebagaimana yang diungkap dalam ayat Al Quran:
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala
yang besar." (QS. At-Taghabun [64]: 15).
Dalam
kata lain anak itu juga sebagai amanah atau titipan yang diharus dijaga dan
dirawat dengan sebaik-baiknya. Orang tua haru memenuhi hak-haknya, disayang,
dirawat, dididik agar memiliki masa depan yang cerah dan membahagiakan orang
tuanya.
“Ingatlah
Allah memiliki balasan yang besar bagi orangtua yang menjaga amanat ini. Maka
janganlah sia-siakan jiwa dan raga anak, jangan sakiti lahir dan batinnya serta
jangan sampai di jatuhkan mental dan masa depannya” pesan ustadz Endang.
4.
4. Anak
Sebagai Musuh.
Anak
bisa menjadi musuh bagi orangtuanya ini sebagaimana diungkapkan Allah Ta’la
dalam ayat berikut.
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Hai
orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada
yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika
kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At-Taghabun [64]:
14).
Sebagian
ahli tafsir menjelaskan bahwa maksud sebagai musuh di sini adalah menjadi pihak
yang menghalang-halangi jalan Allah, merintangi jalan ketaatan kepada-Nya,
misalnya contoh kisah Nabi Nuh as dengan anak yang tidak taat.
“Maka
dari itu sebagai orangtua kita harus berhati-hati dalam mendidik dan mengasuh
anak-anak kita agar tidak terjerumuskan oleh mereka sebab didikan orangtuanya
pula.Orangtua yang suka berjudi, mabuk-mabukan, melalaikan shalat dan
sebagainya pada hakikatnya mereka sedang dididik orangtua berlaku demikian.
Anak akan mencontoh orangtuanya maka berilah contoh yang baik,” ujarnya.
Oleh
karena itu ustadz Endang mengingatkan Kembali dan mengajak semua orangtua khususnya
dalam keluarga besar Hidayatullah harus menjadikan misi dan visi masuk surga
sekeluarga serta anak menjadi jalan menuju surga itu sebuah visi bersama. Hal ini
sebagai mana yang Allah janjikan dalam Al Quran sebagaimana firman-Nya,
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ
“(yaitu)
surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang saleh dari
bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra‘du: 23)
Tak
lupa ustadz Endang pun berpesan kepada anak-anak dan para santri untuk
memanfaatkan masa liburan tersebut dengan sebaik-baiknya. Tetap mengerjakan
kebaikan yang ditugaskan para pengasuh dan ustadznya dan jangan sampai terlena
dengan bermain yang berlebihan sehingga lupa pada tugas dan kewajiban sebagai
santri. Acara kemudia ditutup dengan doa yang dipimpin langsung oleh ustadz
Endang. [ ]
Rep:
iman
Editor:
admin