Kesibukan kerja dan urusan dunia kadang membuat kaum muslimin lupa ibadah ( ilustrasi foto: freepik) |
HIDAYATULLAHJABAR.COM - - Penyakit wahn ( cinta dunia) menjadi penyebab umat Islam kelak menjadi lemah. Ketika itu, kata Rasulullah ﷺ dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ahmad, keadaan umat Islam seperti buih yang terbawa air. Banyak tapi tak berdaya!
Apakah
penyakit wahn itu? Rasulullah ﷺ menjelaskan dalam sambungan hadits
tersebut bahwa wahn adalah cinta dunia dan takut mati. Orang yang amat
mencintai dunia tak akan mau berjuang untuk Islam. Waktu mereka habis untuk
mengejar dunia seakan-akan mereka hidup selamanya.
Mereka
juga akan mati-matian mempertahankan apa yang mereka dapat tanpa mau berkorban
untuk sesama. Mereka tak peduli lagi dengan seruan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
Jika kepada Tuhannya mereka sudah tak peduli, apalah lagi dengan sesama
manusia.
Ketika
diingatkan tentang kematian, mereka akan menutup kedua telinganya. Mereka tak
suka mendengarkan hal itu karena takut. Mereka tahu kematian akan mencabut
seluruh kenikmatan yang mereka peroleh dan menutup peluang mengejar kenikmatan
yang lain.
Mereka
juga tahu bahwa kematian tak akan bisa mereka elakkan meski hanya beberapa
detik saja. Mereka tak bisa bersembunyi di tengah tumpukan harta dan
angan-angan. Karena itulah mereka takut.
Mereka
tak suka mempelajari al-Qur’an, Hadits, dan nasehat-nasehat ulama. Semua itu,
bagi mereka, akan menambah ketakutan kepada kematian.
Mereka
tak lagi bersemangat menuntut ilmu yang berorientasi akhirat. Ilmu hanya
sebatas dunia, karena tujuan akhir adalah dunia. Kurangnya ilmu menyebabkan
mereka berpeluang untuk salah bersikap, mudah difitnah, dan gampang diadudomba.
Ini juga menyebabkan mereka kian menjadi buih.
Rasulullah
ﷺ bersabda;
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ
الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ
قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ
قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ
الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari
Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Hampir saja para umat
(yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru,
sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian
seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu
sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi
kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa
takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’.
Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia
dan takut mati.” (HR: Abu Daud dan Ahmad).
Bagai
Buih
Banyak
juga di antara mereka yang tak mampu bersabar. Sebab, manusia yang berorientasi
kepada dunia akan selalu tergesa-gesa. Mereka ingin cepat mendapat hasil
sebelum kematian datang menjemput.
Bagi
mereka, kesenangan di dunia adalah tujuan dan kesengsaraan di dunia adalah
nestapa. Mereka tak mau membela ketika
Islam dinistakan.
Mereka
berpaling muka ketika Islam memanggil. Kalau pun mereka datang, kehadiran
mereka tidak dilandasi karena iman. Mereka tetap rapuh.
Saat
itulah iman mereka menjadi cacat. Mereka menjadi lemah. Keadaan mereka,
sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah ﷺ, bagai buih di atas air yang
mengalir.
Umat
Islam ketika itu sangat banyak tapi tak kuat. Sementara musuh-musuh Islam tak
akan tinggal diam. Mereka akan terus berupaya menjauhkan kaum Muslim dari
agamanya.
Padahal
Allah dalam Al-Qurab mengatakan kaum Muslim adalah kaum terbaik, yang akan
mengalahkan kaum lain selama beriman dan taat, hatta, jumlah kaum Muslim sedikit.
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحَْنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
(QS: Ali Imran ayat 139).
Semoga
hal ini menjadi pelajaran kita semua. Aamiin. [ ]
Sumber:
hidayatullah.com
Red:
admin
Editor:
iman