Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Depok (YPPH Depok), Jawa Barat menyelenggarakan Rapat Kerja Yayasan (Rakeryas) tahun 2023 ( foto: mahfudz) |
HIDAYATULLAHJABAR.COM, DEPOK - - Dalam rangka meningkatkan pelayanan kualitas mutu pendidikan dan dakwah kepada masyarakat, Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Depok (YPPH Depok), Jawa Barat menyelenggarakan Rapat Kerja Yayasan (Rakeryas) tahun anggaran 2023, pada Sabtu-Ahad, (17-18/12/2022).
Kegiatan
selama 2 hari itu bertempat di Kampus Utama Pondok Pesantren Hidayatullah
Depok, dan diikuti oleh seluruh struktur inti dari unit pendidikan, amal usaha,
pengawas, dan pembina YPPH Depok.
Rakeryas
tahun ini, YPPH Depok mengangkat tema “Standardisasi, Sentralisasi, dan
Integrasi Sistemik untuk Peningkatan Mutu Pendidikan dan Dakwah YPPH Depok
Tahap II”.
Pada
kesempatan tersebut, dibacakan surat keputusan (SK) Tour of Duty (peralihan
tugas), baik di tingkat pengurus maupun unit pendidikan. SK itu dibacakan oleh
Anggota Pembina YPPH Depok, Ustadz Drs. Wahyu Rahman, M.M.
“Pergantian
pemegang amanah di Hidayatullah adalah suatu yang biasa-biasa saja, bukan
sesuatu yang luar biasa,” ujarnya.
“Dalam
kepemimpinan imamah jama'ah, semuanya berproses, siap dipimpin dan siap
memimpin,” imbuhnya.
Hal
senada disampaikan oleh Ketua Pembina YPPH Depok, Ustadz Abu 'Ala Abdullah saat
memberikan arahannya. Menurutnya, peralihan tugas merupakan sebagai upaya
perkaderan, penyegaran, dan percepatan dalam mempersiapkan kepemimpinan dan
kepengurusan YPPH Depok di masa yang akan datang.
“Dengan
susunan personalia yang baru, diharapkan dapat mempercepat roda organisasi,
sehingga teman-teman siap menempati tugas dan peran yang ada yaitu peran
fungsional, kultural, professional. Jadi, suatu saat bisa diperankan jika
bertugas di daerah lain,” ungkapnya.
Peralihan
tugas ini juga, kata Abu ‘Ala diharapkan dapat memperkuat di berbagai aspek,
salah satunya adalah bidang tarbiyah dan dakwah sebagai inti dari Hidayatullah.
“Perlunya
menguatkan Departemen Tarbiyyah, Departemen Dakwah dan Perkaderan dalam sebuah
sinergi terprogram sebagai core business pesantren. Sehingga pencapaian murid
dapat mencapai target dan income bertambah. Guru dan pegawai semakin sejahtera,
dihormati, dan dihargai sebaik-baiknya,” paparnya.
Lebih
lanjut, Abu ‘Ala menyampaikan bahwa perubahan struktural merupakan tambahan
energi dan semuanya dapat bersinergi dengan pendekatan sistemik, sistematis,
dan suistainable (berkelanjutan).
“Perubahan
struktural di unit merupakan tambahan energi, semuanya berbenah dan maju
bersama baik secara profetik (menjalani konsep-konsep, kultur manhaj dan jati
diri Hidayatullah), dan profesional (sesuai sistem standar ISO, assesmen
internal dan eksternal),” tuturnya.
Di
akhir arahannya, Abu ‘Ala berpesan agar setiap kader dapat mendalami dan
merenungi manhaj sistematika wahyu sebagai kerangka berpikir dalam berlembaga
di Hidayatullah.
“Kita
harus membangun konsolidasi pemikiran dengan membangun paradigma sistematika
wahyu, harus terus didalami dan direnungkan oleh setiap kader di halaqah dan
diskusi-diskusi, serta selalu menjalankan GNH sebagai upaya konsolidasi
ruhiyah,” pungkasnya.
Reporter:
Mahfudz
Editor:
Dadang Kusmayadi