DPD Hidayatullah se-Rayon Braga Gelar Lailatul Ijtima’: Menumbuhkan Disiplin dan Ketaaan, Meluaskan Wawasan Dakwah

 

Kegiatan Lailatul Ijtima' DPD Hidayatullah se-Rayon Braga yang berlangsung di Kampus Peradaban Hidayatullah Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu – Ahad ( 17-18 /6/ 2023). foto: dok.panitia



HIDAYATULLAHJABAR.COM, BANDUNG
- - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Hidayatullah se-Bandung Raya Garut (BRAGA) menggelar kegiatan Lailatul Ijtima' dengan semangat dan penuh keceriaan. Acara ini berlangsung di Kampus Peradaban Hidayatullah Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu – Ahad ( 17-18 /6/ 2023).


Kegiatan yang dihadiri unsur pengurus DPD Hidayatullah Kab.Bandung, DPD Hidayatullah Bandung Barat, DPD Hidayatullah Kota Bandung, DPD Hidayatullah Kota Cimahi dan DPD Hidayatullah Kab.Garut ini mengusung tema "Menumbuhkan Disiplin dan  Ketaaan, Meluaskan Wawasan Dakwah".

 

Dalam sambutannya Ustadz Uup saefulloh selaku Ketua Panitia, menyampaikan rasa sangat bahagia melihat antusiasme peserta yang datang tepat waktu dan penuh semangat.

“Dari data buku daftar hadir sudah sekira 50 orang peserta dari berbagai daerah hadir dalam acara ini. Kehadiran disini merupakan langkah awal dari sebuah perjalanan menuju proses ketaatan yang luar biasa,”ungkapnya.

 

Dalam acara tiga bulanan kali ini menghadirkan tiga pemateri handal yang jauh hari sudah diundang panitia. Pembicara pertama yakni adalah KH. Endang Abdul Rahman (Dewan Murobi Wilayah Hidayatullah Jabar). Pada kesempat tersebut Ustadz Endang, demikian ia akrab di panggil, memberikan materi mengenai pengurusan jenazah.


Ustadz Endang Abdur Rahman (kiri) saat menyampaikan materi ( foto: dok.panitia)


Pada pengantar awal ustadz Endang menyampaikan pentingnya seorang dai memahami dan bisa mempraktikkan pemulasaaran jenazah. Sebab, sambungnya, di masyarakat masih banyak yang belum paham tentang proses pemulasaaran jenazah.


“Ini penting, jangan sampai seorang dai tidak paham atau tidak berani mengurus jenazah sehingga jangan sampai seorang dai ketika diminta mengurus jamaahnya yang meninggal malah menghindar bahkan mengaku tidak bisa,” ungkapnya.


Dalam pelatihan tersebut Ustadz Endang terlebih dahulu menyampakan landasan teori yang kemudian dilanjutkan dengan praktik yakni dari memandikan, , mengkafani, mensholatkan, hingga menguburkan.


Selain itu ustadz Endang juga menekankan pentingnya amanah dalam menjalankan tugas mulia ini yakni seseorang yang terlibat dalam proses pemulasaraan jenazah melarang membuka aib mayit sedikitpun.


“Setiap langkah dalam mengurus jenazah harus dilakukan dengan penuh keikhlasan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.”pesannya.


Sebelum materi kedua dimulai, peserta disuguhi makan malam khas pesantren Hidayatullah Soreang, yakni ikan kuah kuning yang lezat. Semangat dan semangat dakwah tetap terjaga dalam setiap saat, termasuk saat makan malam bersama.

 

Usai makan malam acara dilanjutkan dengan menghadirkan KH. Dadang Abu Hamzah sebagai pemateri kedua dengan materi dengan membawakan tema "Pola Dakwah yang Sering Terlupakan".


Dalam kesempatan tersebut ia mengingatkan peserta agar tidak menjadi da'i yang kurang disiplin dan kurang rapih dalam berdakwah. Kiyai Dadang memberikan pencerahan bahwa seorang da'i harus seperti air hujan yang memberikan pencerahan kepada semua orang tanpa membedakan lahan, apa lahan kering atau lahan basah.


Ustadz Dadang Abu Hamzah (kiri) saat menyampaikan materi ( foto: dok. panitia)


“Tidak boleh menjadi da'i seperti air PDAM yang hanya keluar ketika ada bayaran. Da'i harus menjadi cahaya di tengah kegelapan malam, ”ujar murobi yang biasa disapa ustadz Abu ini.


Setelah materi selesai, dilanjutkan dengan diskusi yang bersemangat. Kemudian, peserta melaksanakan istirahat sejenak dan melanjutkan dengan shalat malam berjamaah. Kegiatan Lailatul Ijtima' ini dilaksanakan setiap tiga bulan sekali sebagai ajang silaturahmi dan untuk memperkuat iman serta menambah wawasan peserta.


Usai shalat Subuh berjamaah dan dzikir pagi, para peserta melanjutkan kegiatan dengan kerja bakti dan olah raga bersama. Kerja bakti dilakukan bersama-sama untuk memindahkan atau mengangkat kerangka saung sejauh 50 meter. Disinilah nampak indah dan hikmah dari ukhuwah yakni meski beban itu terasa berat dan mustahil dipikul sendiri, namun jika dilakukan dengan kerja sama dan saling membantu maka akan terasa ringan.


Kerja bakti dan gotong royong memindahkan rangka saung ( foto: dok. panitia )

Usai kerja bakti, ngopi pagi dan sarapan, acara dilanjutkan kembali dengan menghadirkan pemateri KH.Muhammad Roinul Balad, seorang aktivis dan pegiat dakwah yang juga Ketua Gerakan Rakyat Anti Komunis (Gerak) Jabar. Pada kesempatan tersebut Ustadz Roin, demikian ia akrab dipanggil, menyampaikan materi yang bertema “Wawasan Pergerakan Dakwah Islam di Jabar”


Dalam penyampaiannya ia memaparkan penduduk Jabar yang mencapai lebih dari 50 juta jiwa merupakan provinsi terpadat di Indonesia dimana lebih dari 85 % adalah beragama Islam atau muslim yang masih kekurangan dai lapangan.


Ustadz Roinul Balad (kiri) saat menyampaikan materi ( foto: dok. panitia )


“Kalau dari sisi wilayah administratif Provinsi Jawa Barat hingga saat ini ada 27 wilayah, yang terdiri dari 18 kabupaten dan 9 kota. Ini sekaligus membuka peluang bagi dai ditengah masyarakat,” ungkap Ustadz Roin yang juga sebagai Ketua Dewan Dakwah (DDII ) Jabar ini.


Dalam kesempatan tersebut ustadz Roin juga menyampaikan kasus-kasus pendangkalan akidah hingga pemurtadan yang terjadi di wilayah Jabar. Menurutnya tantangan dakwah selain datang dari luar (orang kafir) kadang juga datang dari dalam yakni orang yang mengaku muslim namun paham dan praktiknya sesat dan menyesatkan seperti paham syiah,ahmadiyah dan paham sesat lainnya.


“Untuk jika akan melakukan kegiatan aksi melawan nahi munkar hendaknya secara legal dimana seorang dai paham aturan berbegara sehingga tidak mudah dipatahkan. Kalau meminjam pesan allahuyarman pak Natsir (pendiri Dewan Dakwah, red) maka dalam melawan kemunkaran itu jadikan ayat illahi (Al Quran) sebagai landan akidah dan ayat konstitusi (peraturan negara) sebagai landasan aksi,” pesannya.

 

Kegiatan Lailatul Ijtima' ini berlangsung di Kampus Peradaban Hidayatullah Soreang, Kabupaten Bandung, berlangsung selama dua hari yakni dimulai dari Sabtu (17/6) bada Ashar hingga Ahad (18/6/2023) setelah shalat Dhuhur.

 

Selain itu kegiatan seperti ini sangat di rindukan oleh peserta karena bisa jadi sarana saling tukar Informasi seputar dunia dakwah dan tantangannya

 

Barokallah, semoga kegiatan ini memberikan manfaat dan keberkahan bagi seluruh peserta. Semangat dakwah terus menyala dalam jiwa-jiwa umat Islam. [ Di tulis dalam indahnya suasana dan dingin yang menusuk ]

 

Rep: bang Affan anak seribu pulau

Editor: iman