Seminar parenting "Start Loving Stop Bullying" ( foto: dok.hidayatullah bekasi) |
HIDAYATULLAHJABAR.COM, BEKASI -- Kasus bullying atau perundungan marak terjadi beberapa waktu terakhir ini. Berita, foto maupun video mengenai bullying viral di media sosial.
Oleh karena pentingnya hal tersebut, maka Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Ashabul Kahfi Putri Bekasi menggelar Seminar Parenting Start Loving Stop Bullying, Mengenal Lebih Dekat Bullying di Sekitar Kita, Ahad, (8 Syaban 1445 H/18 Februari 2024 M).
Acara yang menghadirkan pembicara Dr. Ida S. Widayanti ini dihadiri oleh pengurus, pembina, walimurid, guru TK, SD dan jama’ah majelis taklim. Selain itu, juga dihadiri oleh sekitar 20 pengelola TK di Bekasi.
Pembina Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Ashabul Kahfi Putri Bekasi, Ustadz Hidayatullah, SH, MAg, mengapresiasi kegiatan ini. “Luar biasa judulnya ini. Semoga seminar yang sangat penting ini bermanfaat bagi kita semua. Ilmu yang disampaikan oleh pembicara bisa kita terapkan,” ujar Hidayatullah.
Dalam paparannya, Ida, menyampaikan bahwa bullying atau perundungan yaitu perilaku yang tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, atau secara sosial (nyata atau maya) yang membuat seseorang tidak nyaman, sakit hati dan tertekan yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok.
Menurut pegiat parenting dan praktisi pendidikan ini, bahwa penyebab korban bullying itu dikarenakan memiliki kekurangan dalam aspek fisik maupun psikologis sehingga merasa dikucilkan dan kurang pandai dalam berkomunikasi. Selain itu, “kurang mampu untuk membela diri, memiliki percaya diri yang rendah, dan juga memiliki sedikit teman,” ujar penulis buku Bahagia Mendidik Mendidik Bahagia ini.
Adapun penyebab seseorang atau kelompok melakukan bullying yaitu kontrol diri dan tanggung jawab yang rendah, balas dendam, selalu ingin mengontrol dan mendominasi, dan sulit menghargai orang lain.
“Bisa juga karena keluarga yang sering bertengkar dan melakukan kekerasan, atau bergaul dengan teman sebaya pelaku bullying,” ujar Ida menegaskan.
Menurut doktor lulusan PTIQ Jakarta ini, ada tipe-tipe bullying yang sering dilakukan, seperti menyebut nama panggilan, saling dorong, ancaman/intimidasi, menyebarkan desas-desus, perkelahian dan teror. Selain itu, kadang melibatkan kelompok, mengucilkan, komentar rasis, merusak properti, bahkan menggunakan senjata.
Kemudian lanjut Ida, bahkan ada tempat-tempat tertentu dimana pelaku sering melakukan bullying, yaitu di rumah, sekolah, lingkungan masyarakat dan dunia maya.
“Kadang yang sering terjadi bullying itu di dalam rumah. Orangtua kepada anak, suami kepada istri, kakak kepada adik, atau sebaliknya,” kata narasumber di beberapa radio ini.
Padahal kata Ida, Allah sudah mengingatkan kita agar menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka, seraya ia mengutip al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 6. Yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Karena itu, pendiri lembaga pendidikan Humaira ini mengajak para orangtua ikut berupaya mencegah terjadinya bullying. “Yaitu membangun komunikasi antara anak dengan orangtua, menyiapkan anak untuk menghadapi perundungan dengan berkata tidak, dan memberikan pengertian kepada pelaku perundungan untuk ikut mencegah,” pungkasnya.
Launching SD
Pada hari yang sama acara pembinaan untuk para guru Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Ashabul Kahfi Putri Bekasi diselenggarakan ba’da shalat Zuhur.
Ida mengajak para guru atau pengasuh agar terus belajar dan berusaha untuk menjadi guru yang idealis, inspiratif dan berpengaruh.
“Kata-katanya bermutu dan insfiratif, senyumnya bermutu, akhlaqnya mulia, yang kemudian dirindu dan berpengaruh kepada muridnya, bukan sebaliknya,” ungkapnya.
Sementara itu, bada Ashar acara dilanjutkan dengan “Pelatihan Menulis”. Puluhan santri putri bersemangat mengikuti acara yang diisi oleh penulis tetap “Jendela Keluarga” di majalah Suara Hidayatullah ini.
Launching SD Integral Hidayatullah ( foto: dok.hidayatullah bekasi) |
“Para
santri untuk membiasakan menulis bisa dimulai setiap hari dengan membuat jurnal
syukur,” ujar Ida, yang sudah menulis sekitar 30 buku ini. “Semacam buku harian
atau diary,” imbuh Ida.
Pada
kesempatan tersebut juga di-launching Sekolah Dasar Integral Hidayatullah
Bekasi.
Secara
simbolis Ustadz Hidayatullah menggunting pita sebagai tanda di-launching-nya SD
yang didampingi oleh Kepala Sekolah SD Integral Hidayatullah, Ustadz Abdul
Syukur, Ketua Yayasan Ashabul Kahfi,
Ustadz Suparman. [ ]
Reporter:
Dadang Kusmayadi
Editor:
Iman