Semarak Rakernas Hidayatullah ke-V dan Tebar Dai ke 8 Masjid di Kota Bandung

Dai Hidayatullah melakukan safari dakwah ke Masjid Al Ukhuwah Balai Kota Bandung ( foto: asep juhana)

HIDAYATULLAHJABAR.COM, BANDUNG
- - Kehadiran Para Da’I se Indonesia saat Rakernas Hidayatullah di Bandung, menjadi sarana komunikasi dan silaturahmi kepada pengurus DKM se Kota Bandung, melalui Program KMH ( Korp Mubligh Hidayatullah ) para pimpinan wilayah Hidayatullah di sebar untuk memberikan Ta’aruf dan kultum ke masjid - masjid sekitar hotel yang ada di Kota Bandung.

 Ada 8 Masjid yang menyambut dengan penuh antusias salah satunya Ketua DKM Al Ukhwah Kota Bandung Bapak Ir. H. Iming Ahmad,M.Si.,M.H  mempersilahkan Da’i asal Bangka Belitung yang bernama Ust Irwan Sambasong, Lc.

Sebagai Ketua DPW Bangka Belitung untuk mengisi kultum di masjidnya dan berharap kedepan bisa sinergi dan Kerjasama kebaikan dalam membina umat lewat dakwah dan tarbiyah.

Kegiatan Tebar Da’I ini di lakukan pada hari sabtu dan Ahad pada setiap Maghrib dan shubuh memanfaatkan waktu luang saat Rakenas berlangsung.

Acara Rapat Kerja Nasional ( Rakernas) ke -V dan Seminar Nasional di adakan di Grand Asrilia Hotel Convention Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 108 A, Kota Bandung, Jawa Barat pada hari Sabtu,30 November – Senin, 2 Desember 2024

 

Rakernas yang mengangkat tema “Konsolidasi Jati Diri, Organisasi, dan Wawasan, Menuju Terwujudnya Standardisasi, Sentralisasi, dan Integrasi Sistemik” ini secara resmi dibuka oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Dr. H. Nashirul Haq.

 

Acara yang berlangsung di Grand Asrilia Hotel ini dihadiri ratusan peserta dari unsur DPP, DMP, DM, DPW, amal usaha, badan usaha dan orpen Hidayatullah se-Indonesia.

 

Acara yang dirangkai dengan Seminar Pendidikan Nasional ini dihadiri berbagai kalangan, seperti pejabat, pengusaha, ormas Islam, cendekiawan, tokoh, mahasiswa dan para aktivis dakwah. Bahkan, perwakilan dari luar negeri yaitu Turki, Malaysia, Filipina, dan Arab Saudi.

 

Dari kalangan pejabat hadir H. Mamat Rahmat, S.Pd, M.Ag, (Analisis Kebijakan Ahli Muda) Biro Kesra Setda Prov Jabar,  yang mewakili PJ Gubernur Jabar, H. Ahmad Najib Qadratullah, S.E, M.H (Anggota DPR RI), Kolonel Inf. Supriatin Jaya Kusuma (Pamen Ahli Bidang Sosbud) yang mewakili Pangdam III/ Siliwangi, AKBP Amin Taufan (Kasubdit 3 Dit Intelkam Polda Jabar), dan AKBP Kusno Diantara, S.Pd. (Kasat Bimas Polrestabes Bandung) yang mewakili Kapolda Jabar.

 

Selain itu, hadir juga  Harry Gusti Utama (Direktur Bisnis Ritel BSI), H. Sujana Ruswanda, SH, MH (Kepala Kesbangpol Karawang dan H. Rahmat Heriansyah, S.Sos., M.Si (Asda dan Plt Inspektorat Purwakarta).

 

Pembukaan Rakernas Hidayatullah V di Kota Bandung dan dilanjutkan dengan kegiatan Seminar Pendidikan Nasional yang dihadiri tokoh, ulama dan pejabat ( foto: asep juhana)

Kalangan cendekiawan hadir Dr. Ir. H. Asep Najmuddin, M.P (Rektor UICM), Prof. Dr. Ali Abdurahman, S.H, MH (Ketua APTISI Jabar), Dr. Didin Saepudin, S.E, M.SE, (Rektor USB YPKP), Prof. Didi Turmudzi (Mantan Rektor Unpas dan Ketua Paguyuban Pasundan), dan KH. Ahmad Mansur Suryanegara (sejarawan Islam).

 

Ormas Islam pun turut hadir menyemarakan acara seperti Dewan Dakwah, Muhamadiyah, Al Washliyah, Persis, FSOI, IKADI, PB Wanita Al-Irsyad, Peristri, Muslimat Wahdah Islamiyah, Nasyiatul Aisyiah dan yang lainnya.

 

Sekilas Ormas Hidayatullah

Hidayatullah didirikan oleh KH. Abdullah Said (almarhum).

Cikal bakal Hidayatullah dimulai sejak 5 Februari 1973 Masehi/1 Muharram 1393 Hijriyah di Balikpapan, Kalimantan Timur.

 

Pada tahun 1976, Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Kalimantan Timur diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. Mukti Ali. Pesantren seluas 120 hektar ini menjadi pusat kultur Hidayatullah.

Pada tahun 1984, Presiden Soeharto menganugerahkan Kalpataru kepada pendiri Hidayatullah, KH. Abdullah Said karena beliau dinilai mampu mengubah kawasan kritis di Gunung Tembak menjadi lingkungan pesantren yang hijau dan asri.

Dalam perkembangan selanjutnya, KH. Abdullah Said mengirimkan santri-santrinya berdakwah ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah pedalaman.

Setelah KH. Abdullah Said wafat tahun 1998, kepemimpinan Hidayatullah dilanjutkan oleh KH. Abdurrahman Muhammad.

Melalui Musyawarah Nasional pertama tanggal 9-13 Juli 2000 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Hidayatullah secara resmi mengubah bentuknya dari organisasi sosial menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas).

Rep: asep juhana

Editor: iman