Dai Hidayatullah melakukan safari dakwah ke Masjid Al Ukhuwah Balai Kota Bandung ( foto: asep juhana) |
HIDAYATULLAHJABAR.COM, BANDUNG - - Kehadiran Para Da’I se Indonesia saat Rakernas Hidayatullah di Bandung, menjadi sarana komunikasi dan silaturahmi kepada pengurus DKM se Kota Bandung, melalui Program KMH ( Korp Mubligh Hidayatullah ) para pimpinan wilayah Hidayatullah di sebar untuk memberikan Ta’aruf dan kultum ke masjid - masjid sekitar hotel yang ada di Kota Bandung.
Ada 8 Masjid yang menyambut dengan penuh antusias salah satunya Ketua DKM Al Ukhwah Kota Bandung Bapak Ir. H. Iming Ahmad,M.Si.,M.H mempersilahkan Da’i asal Bangka Belitung yang bernama Ust Irwan Sambasong, Lc.
Sebagai Ketua DPW Bangka Belitung untuk
mengisi kultum di masjidnya dan berharap kedepan bisa sinergi dan Kerjasama
kebaikan dalam membina umat lewat dakwah dan tarbiyah.
Kegiatan Tebar Da’I ini di lakukan pada
hari sabtu dan Ahad pada setiap Maghrib dan shubuh memanfaatkan waktu luang
saat Rakenas berlangsung.
Acara Rapat Kerja Nasional ( Rakernas) ke
-V dan Seminar Nasional di adakan di Grand Asrilia Hotel Convention Jl. Pelajar
Pejuang 45 No. 108 A, Kota Bandung, Jawa Barat pada hari Sabtu,30 November –
Senin, 2 Desember 2024
Rakernas yang mengangkat tema “Konsolidasi
Jati Diri, Organisasi, dan Wawasan, Menuju Terwujudnya Standardisasi,
Sentralisasi, dan Integrasi Sistemik” ini secara resmi dibuka oleh Ketua Umum
Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Dr. H. Nashirul Haq.
Acara yang berlangsung di Grand Asrilia
Hotel ini dihadiri ratusan peserta dari unsur DPP, DMP, DM, DPW, amal usaha,
badan usaha dan orpen Hidayatullah se-Indonesia.
Acara yang dirangkai dengan Seminar
Pendidikan Nasional ini dihadiri berbagai kalangan, seperti pejabat, pengusaha,
ormas Islam, cendekiawan, tokoh, mahasiswa dan para aktivis dakwah. Bahkan,
perwakilan dari luar negeri yaitu Turki, Malaysia, Filipina, dan Arab Saudi.
Dari kalangan pejabat hadir H. Mamat
Rahmat, S.Pd, M.Ag, (Analisis Kebijakan Ahli Muda) Biro Kesra Setda Prov
Jabar, yang mewakili PJ Gubernur Jabar,
H. Ahmad Najib Qadratullah, S.E, M.H (Anggota DPR RI), Kolonel Inf. Supriatin
Jaya Kusuma (Pamen Ahli Bidang Sosbud) yang mewakili Pangdam III/ Siliwangi,
AKBP Amin Taufan (Kasubdit 3 Dit Intelkam Polda Jabar), dan AKBP Kusno
Diantara, S.Pd. (Kasat Bimas Polrestabes Bandung) yang mewakili Kapolda Jabar.
Selain itu, hadir juga Harry Gusti Utama (Direktur Bisnis Ritel BSI), H. Sujana Ruswanda, SH, MH (Kepala Kesbangpol Karawang dan H. Rahmat Heriansyah, S.Sos., M.Si (Asda dan Plt Inspektorat Purwakarta).
Pembukaan Rakernas Hidayatullah V di Kota Bandung dan dilanjutkan dengan kegiatan Seminar Pendidikan Nasional yang dihadiri tokoh, ulama dan pejabat ( foto: asep juhana) |
Kalangan cendekiawan hadir Dr. Ir. H. Asep
Najmuddin, M.P (Rektor UICM), Prof. Dr. Ali Abdurahman, S.H, MH (Ketua APTISI
Jabar), Dr. Didin Saepudin, S.E, M.SE, (Rektor USB YPKP), Prof. Didi Turmudzi
(Mantan Rektor Unpas dan Ketua Paguyuban Pasundan), dan KH. Ahmad Mansur
Suryanegara (sejarawan Islam).
Ormas Islam pun turut hadir menyemarakan
acara seperti Dewan Dakwah, Muhamadiyah, Al Washliyah, Persis, FSOI, IKADI, PB
Wanita Al-Irsyad, Peristri, Muslimat Wahdah Islamiyah, Nasyiatul Aisyiah dan
yang lainnya.
Sekilas Ormas Hidayatullah
Hidayatullah didirikan oleh KH. Abdullah
Said (almarhum).
Cikal bakal Hidayatullah dimulai sejak 5
Februari 1973 Masehi/1 Muharram 1393 Hijriyah di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pada tahun 1976, Pesantren Hidayatullah
Gunung Tembak, Kalimantan Timur diresmikan oleh Menteri Agama Republik
Indonesia Prof. Dr. Mukti Ali. Pesantren seluas 120 hektar ini menjadi pusat
kultur Hidayatullah.
Pada tahun 1984, Presiden Soeharto
menganugerahkan Kalpataru kepada pendiri Hidayatullah, KH. Abdullah Said karena
beliau dinilai mampu mengubah kawasan kritis di Gunung Tembak menjadi
lingkungan pesantren yang hijau dan asri.
Dalam perkembangan selanjutnya, KH.
Abdullah Said mengirimkan santri-santrinya berdakwah ke berbagai daerah di
seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah pedalaman.
Setelah KH. Abdullah Said wafat tahun 1998,
kepemimpinan Hidayatullah dilanjutkan oleh KH. Abdurrahman Muhammad.
Melalui Musyawarah Nasional pertama tanggal
9-13 Juli 2000 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Hidayatullah secara resmi
mengubah bentuknya dari organisasi sosial menjadi organisasi kemasyarakatan
(ormas).
Rep: asep juhana
Editor: iman