Shalat yang Merehabilitasi Mental

Shalat berjamaah ( foto: pixabay)



Oleh: Ustadz Endang Abdul Rohman,S.Ag

(Ketua Pembinaan Keluarga dan PAUD Pengurus DPP Hidayatullah)

 


HIDAYATULLAHJABAR.COM - - Imam Jalaluddin as-Suyuthi menjelaskan bahwa shalat adalah bentuk istirahat dari dunia, karena di dalamnya terdapat munajat kepada Allah yang menenangkan hati¹. Bahkan dalam kajian psikoterapi Islam, shalat disebut sebagai metode untuk mengatasi gangguan kecemasan ( anxiety disorder) karena efeknya yang menenangkan dan menstabilkan emosi.

 

Beberapa hadis yang secara tidak langsung menunjukkan hubungan antara shalat dan kesehatan mental:

 

1.Hadis tentang Ketenangan Hati

Matan Hadis:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى

 

"Adalah Nabi Shalallahu alaihi wasallam jika menghadapi suatu urusan yang menyulitkannya (menyusahkan) beliau, maka beliau segera shalat." (HR. Abu Daud)

 

Keterangan:

Hadis ini menunjukkan bahwa shalat adalah solusi utama bagi Rasulullah ketika beliau menghadapi masalah atau kesusahan. Ini membuktikan bahwa shalat bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga menjadi tempat berlindung dan mencari ketenangan dari segala bentuk tekanan mental dan emosional. Tindakan ini memberikan pesan kuat bahwa dengan shalat, seseorang dapat menemukan kekuatan untuk menghadapi kesulitan.

 

2.Hadis tentang Kesejukan Mata (Ketenangan Batin)

 

وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ

 

"...dan dijadikan kesejukan mataku (penyejuk hatiku) dalam shalat." (HR. An-Nasa'i)

 

Keterangan:

Ungkapan "kesejukan mata" dalam bahasa Arab merujuk pada kebahagiaan, ketenangan, dan kepuasan batin yang mendalam. Hadis ini menegaskan bahwa shalat bagi Rasulullah adalah sumber kebahagiaan dan ketenangan yang paling utama, bukan hanya sekadar kewajiban. Ini menunjukkan bahwa shalat memiliki kemampuan untuk menenangkan jiwa dan memberikan rasa damai yang hakiki.

 

3.Hadis tentang Istirahat dari Kesusahan Dunia

 

يَا بِلَالُ أَقِمِ الصَّلَاةَ، أَرِحْنَا بِهَا

 

"Wahai Bilal, kumandangkanlah iqamah untuk shalat. Istirahatkanlah kami dengannya." (HR. Abu Daud)

 

Keterangan:

Ketika Rasulullah memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan iqamah, beliau berkata, "Istirahatkanlah kami dengannya (shalat)." Kalimat ini bermakna bahwa shalat adalah waktu untuk beristirahat dari kesibukan, kecemasan, dan beban duniawi. Shalat menjadi oase (tempat istirahat) spiritual di tengah hiruk pikuk kehidupan, memberikan kesempatan bagi jiwa untuk "bernafas" dan kembali terisi energinya.



Dengan demikian, shalat tidak hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga berfungsi sebagai alat terapi yang sangat efektif untuk memulihkan dan memelihara kesehatan mental. Kekhusyukan dan kesadaran saat shalat dapat menjadi jembatan untuk mencapai ketenangan batin yang sejati. [ ]



Red: admin

Editor: iman