![]() |
Ustadz Abu Hamzah saat memberi kultum jelang buka puasa ( foto: pptq nurul hasna) |
HIDAYATULLAHJABAR.COM, KOTA BANDUNG - - Ramadhan bulan yang penuh keberkahan dapat dirasakan oleh semua orang khususnya kaum muslimin. Hal itu pula yang dirasakan Keluarga Besar Hidayatullah Kota Bandung saat menggelar iftar jamai (buka puasa bersama) PPTQ Nurul Hasna Jl.Layar, Jumat (29/3/2024).
Kegiatan
yang dihadiri seluruh santri, pengurus Yayasan, pengurus DPD Hidayatullah Kota
Bandung, Pembina, penasihat, tokoh Masyarakat juga sebagian orangtua santri. Acara
dimulai dengan mendengarkan lantunan ayat Al Quran yang dibacakan santriwati PPTQ Nurul Hasna.
Selanjutnya
Ustadz.Uup Saefulloh selaku Ketua Yayasan Hidayatullah
Kota Bandung lembaga yang menaungi PPTQ Nurul Hasna dalam sambutannya
menyampaikan bahwa sejak berdirinya PPTQ ini selalu menghadirkan keberkahan.
“Kita
(PPTQ Nurul Hasna) hadir sini (jl.Layar ) ini sekira 4 tahun yang lalu atas
wasilah dan kebaikan Pak H. Muchdar Umar dan Ibu Hj. Arita Dewi selaku pemilik
rumah yang kita tempati sebagai Pondok NH ini yang menjadi ladang kebaikan buat
beliau khususnya dan kita semua,”jelasnya.
Ustadz
Uup melanjutkan pada awalnya Pondok ini bernama “Rumah” namun dalam
perkembangan sebutan “Rumah” diganti dengan “Pondok” seiring dengan harapan
besar kedepannya.
“Meski
secara fisik bangunan tidak berubah tetap rumah, namun kita mempunyai harapan
dan cita-cita besar bersama dari rumah menjadi pondok harapan yang semakin besar
dan besar sehingga kebermanfaatkan semakin luas dan dapat dirasakan ummat lebih
banyak. Ini adalah doa kita bersama,” ungkap Ustadz Uup yang di aamiinkan
hadirin.
Kedepannya,
sambung Ustadz Uup, ada rencana dan harapan pengembangan pondok untuk santri
putra termasuk permintaan dari masyarakat untuk pesantren mahasiswa.
“Ini
tentu menjadi tantangan sekaligus peluang kita bersama. Pondok ini menjadi jalan
kebaikan amal jariyah dan keberkahan bersama serta bermanfaatkan bagi masyarakat,”
harap Ustadz Uup yang juga sebagai Ketua DPD Hidayatullah Kota Bandung.
Lebih
lanjut menurut Ustadz Uup secara financial PPTQ Nurul Hasna juga ingin mandiri.
Langkah ini sudah dimulai dengan hadirnya NH Laundry dan Frozen Food yang
secara profit sudah ada hasilnya.
“Semoga
ini menjadi wasilah dan ridho Allah Ta’ala sehingga kedepannya semakin banyak
santri yang belajar dan mengamalkan Al Quran lewat PPTQ Nurul Hasna,”harapnya.
Berikut ini link beritanya:
Semangat Kemandirian Ekonomi, Hidayatullah Kota Bandung Luncurkan Unit Usaha Baru: NH Laundry
Semantara
H. Muchdar Umar selaku pemilik rumah dan Pembina PPTQ Nurul Hasna dalam sambutannya
menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua yang telah
membangun dan berpartisipasi dalam kegiatan di PPTQ Nurul Hasna.
“Alhamdulillah
santriwati ini sudah turut berpartisipasi khususnya di masjid Nurul Hidayah
yang tak jauh dari sini. Selama Ramadhan alhamdulillah barokah khususnya untuk
takjil yang sudah full sebulan penuh,”ungkapnya.
Dalam
kesempatan tersebut hadir pula H Taufik selaku Ketua RT yang dalam sambutannya
turut mendukung dan mensupport hadirnya PPTQ Nurul Hasna di lingkungannya. Secara
pribadi ia pun merasakan keberkahan dan kesejukkan di lingkungan warga.
“Alhamdulillah,
Al Qur'an yang di baca dan dihafalkan
para santri ini turut menghadirkan keberkahan dan ketentraman di lingkungan
kami. Semoga PPTQ Nurul Hasna bisa maju dan berkembang,”harapnya.
Terakhir
kultum menjelang berbuka disampaikan Ustadz Dadang Abu Hamzah selaku Ketua DMW
Jabar. Dalam kultumnya Ustadz Abu menyampaikan tentang makna doa buka puasa
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allaahumma
lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa
arhamar-roohimiina.
Artinya:
“Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku
berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah
yang Tuhan Maha Pengasih.”
Menurut
Ustadz Abu bahwa dalam ibadah ( shalat, shaum, tilawah dll ) atau pun bekerja
pahalanya akan mengalir hingga akhirat kelak. Maka sebagai muslim yang yakin
akan balasan dari Allah Ta’ala tidak boleh merasa lelah kemudian menyerah.
Sementara
doa buka puasa yang lain
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabadh
dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah.
Artinya:
“Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap
insya Allah.”
Menurut
Ustadz Abu ini menggambarkan bahwa setelah haus, lapar bahkan lelah seharian
berpuasa maka dengan berbuka terasa hilang semua.
“Sebagai
manusia yang terdiri dari fisik tentu untuk setelah menjalani aktivitas harian
termasuk dalam beribadah pun terasa lelah. Itu hal yang manusiawi, sebab fisik
pasti akan merasa lelah namun spirit kita tidak boleh lelah. Kelelahan itu akan
terasa nikmat setelah di akhirat Allah ganti semua kelelahan di dunia yakni
kenikmatan di surga-Nya,”terangnya.
Ustadz
Abu juga kembali mengingatkan nasihat dari Imam Syafi'i bahwa ketika sudah berada
di jalan Allah maka berlarilah, jika tidak mampu maka berjalan cepat, jika
tidak mampu maka berjalan saja, jika tidak mampu maka merangkaklah dan ingat
jangan pernah kembali ke belakang atau berhenti.
“Tentu
setiap berbuat baik dan beramal sholeh apa pun bentuk ada rintangan, tantangan
dan juga hambatan namun jangan sampai menyerah dan berhenti. Nanti berhenti dan
beristirahat setelah kaki kita sudah berada di Surga,”jelasnya.
Terakhir
Ustadz Abu mengingatkan tentang Al Qur'an yang diturunkan di malam kemuliaan (lailatul
qadar) dimana menurut para ulama setidaknya ada tiga keutamaannya yakni pertama
malam itu lebih baik dari seribu bulan.
Kedua turunnya malaikat dan Jibril yang membawa urusan manusia atau takdir untuk
1 tahun yang akan datang maka maksimalkan denga doa dan yang ketiga ucapan salam dari malaikat hingga terbit fajar.
[ ]
Turut
hadir dalam acara bukber ini antara lain H. Sumrahadi, mantan Direktur Yayasan
Pendidikan Telkom yang saat ini masuk dalam jajaran penasehat PPTQ Nurul Hasna
Yayasan Hidayatullah Kota Bandung.
Rep:
iman
Editor:
admin